Djitoe.online Bengkulu – Bengkulu sebagai penghasil kopi Robusta terbesar No 3 di Indonesia setelah Lampung dan Sumatera Selatan tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya, setiap kali ada gelaran pameran kopi selalu mendapat perhatian lebih dari pengunjung. Animo masyarakat tersebut terbilang luar biasa, hanya sekedar untuk menikmati sajian kopi lokal dari para barista berbagai merek kopi yang jadi peserta.
Berbeda dari tahun kemarin, pameran kopi kali ini dihadiri oleh seniman Gilang Ramadhan yang sekaligus sebagai Duta Kopi Indonesia.
Gilang mengatakan, kopi Robusta Bengkulu memiliki kekhasan tersendiri karena ditanam di atas ketinggian 1.000 mdpl. Jadi secara rasa unik. Tinggal promosi dan pengemasan dibuat sebaik mungkin.
“Tujuan saya cuma satu, yaitu bagaimana petani kopi sejahtera. Tentu ini butuh sinergi dari hula ke hilir,” terang musisi Indonesia ini.
Dari seluruh penjuru dunia, terang Gilang, kopi bukan lagi dinikmati kaum tua saja tapi sudah merambah ke kalangan anak muda. Sehingga kita memiliki segmen pasar yang besar.
“Kopi tidak lagi identik dengan bapak-bapak, tapi anak-anakpun suka kopi,” jelas Gilang
Gilang Ramadhan dalam waktu dekat ini berniat membantu promosi kopi Bengkulu lewat seni, yaitu dengan menggelar pertunjukan Jazz and Coffee di Benteng Marlborough yang dikonsep secara streaming.
“Saya yakin, dengan konsep streaming maka seluruh penjuru dunia akan melihat dan mengenal kopi Bengkulu,” tutup Gilang
Dalam kesempatan event TOP 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata RI Festival Bumi Rafflesia (FBR) yang akan digelar selama 5 hari ini, pemeran kopi yang mengangkat tema ‘Rafflesia Coffee Culture’ tak pernah sepi dari pengunjung.
“Sengaja tema Rafflesia Coffee Culture kita angkat. Karena Bengkulu punya tradisi ngopi yang kuat selain sebagai penghasil kopi Robusta terbesar No 3,” jelas Gubernur Bengkulu Rohidin
Mersyah
Ditambahkan Rohidin, kita akan mencoba mengangkat lagi tradisi dan budaya ini dengan konsep kekinian, karena kopi saat ini sudah masuk fase ke 3 dalam perkembangannya.
“ Saat ini orang-orang tidak hanya sebatas ngopi saja, akan tetapi saat ini ngopi sudah jadi trend. Dalam fase ini, tidak lagi hanya sekedar ngopi namun kebanyakan mereka ingin tahu dan melihat langsung bagaimana proses penyeduhan kopi,” terang Rohidin.
Dengan event ini, kata Rohidin, masyarakat maupun wisatawan dapat langsung melihat proses seduh kopi on the spot.
Harapannya, ucap Rohidin, brand kopi Bengkulu benar-benar jadi brand unggulan Bengkulu.
“Nantinya kita jadikan Bengkulu ini leading sector Sumatera Coffee Trading House. Dan syukur alhamdulillah seluruh Gubernur se Sumatera menyetujui itu pada acara Rakor kemarin,” jelas Rohidin.
Disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Irsan Setiawan, acara ini merupakan ajang silaturahmi antar pelaku usaha kopi serta untuk promosi kopi lokal Bengkulu pada masyarakat dan wisatawan.
“Kita bumingkan event ini untuk menarik minat wisatawan asing tahun depan,” terang Kadispar di lokasi pameran kopi.
Tentu ini hanya sebagai bentuk stimulus bagi para pelaku usaha kopi. “Harapan ke depannya, dampak ekonominya terasa. Karena event kita ini dibantu promosi oleh Kemenpar, GenPI, rekan-rekan media semua dan beberapa komunitas di Bengkulu sehingga tersebar luas keluar Bengkulu,” kata Irsan.
FBR ini sudah 5 kali populer di Twitter mulai pra event hingga on event dan berhasil masuk Tranding Topic ke-4 pada pembukaan kemarin.
“Jika kita bersama-sama tentu promosi akan semakin maksimal. Semua komponen ayo terlibat. Kita masih punya 2 hari lagi hingga penutupan,” tutup Irsan.
Sekitar 11 brand kopi ikut memeriahkan acara ini. Diantaranya, Anaktu Kopi, Ikola Kopi, Kopi Gading Cempaka, Sayoku Kopi, Konakito Kopi, Jurnal Kopi, Juna Kopi, Bencoolen Coffee, Bsamo Kopi, Papuk Mamuk Kopi, dan Tman Kopi. Semua brand kopi ini bermain di kelas kopi premium. Sajian akustik tiap malamnya, membuat para pengunjung tahan berlama-lama hingga acara benar-benar ditutup oleh panitia.