Keluarga Besar Almarhumah Suyanti Tidak Komplain atas Biaya Perawatan di GM Waras

0
366

Djitu-online.com Bengkulu Utara – Bergulirnya kabar belakangan ini terkait mengenai pasien Covid-19 di Klinik Pratama Rawat Inap GM Waras, ahli waris dan keluarga dari almarhumah SI, menjelaskan kronologi selama di rawat di Klinik GM Waras.

Disampaikan oleh Wiji Astuti, pada tanggal 10 Agustus 2021 hari Selasa, pertama kali di rawat di Klinik GM Waras adalah dia sendiri, kemudian pada sore hari orangtuanya (Ibu kandungnya), di rawat juga di Klinik GM Waras tersebut. Pada Kamis pagi tanggal 12 Agustus 2021 Ibu (Almarhumah) oleh pihak Klinik GM Waras di nyatakan sembuh dan di perbolehkan pulang ke Rumah, untuk menjalani Isolasi Mandiri namun sore hari Almarhumah di rawat kembali di Klinik GM Waras dengan gejala demam tinggi.

“Awalnya yang di rawat di Klinik itu saya loh mas, kemudian sore baru mamak, hanya saja mamak waktu itu gejalanya tidak separah saya dan mamak di nyatakan sembuh pada hari kamis satelah di rawat dua hari, hanya saja sore hari yang sama, mamak kembali di rawat karena demam,” cerita Wiji Astuti di kediamannya (Jum’at 10 September 2021)

Wiji Astuti sebagai Pasien dan selaku anak kandung dari SI menjelaskan dengan awak media Djitu-online.com di kediamannya, sejak di rawat hingga di nyatakan sehat pada 14 Agustus 2021, kemudian hingga Ibunda meninggal dunia dengan di nyatakan covid, pihak Klinik GM Waras berulang kali menyarankan untuk di rujuk ke Rumah Sakit yang di Rekomendasikan untuk perawatan Covid-19, pasien sendiri dengan keluarga menolak dan hanya meminta di rawat di Klinik saja. Atas dasar tersebut pihak Klinik meminta kepada Pasien dan keluarga untuk mengikuti Prosedur yang ada di Klinik GM Waras dengan membuat pernyataan bersedia di rawat dan menolak di rujuk.

“Ketika kami di rawat di Klinik, dr. Diky Mariska, berdasarkan hasil swab Antigen menyarankan untuk pasien di rujuk ke rumah sakit rekomendasi penanganan covid, saya sendiri dan keluarga menolak untuk dirujuk, dan lebih nyaman di di rawat di Klinik GM Waras saja. Dengan penolakan kami untuk di rujuk pihak dr. Diky Mariska meminta kami membuat pernyataan menolak di rujuk dan tetap di rawat di Klinik GM Waras. Ini semua demi kepentingan bersama agar tidak ada tuntutan di kemudian hari atas penolakan rujuk dan dengan kesadaran sendiri saya bersama keluarga membuat pernyataan itu dan ditanda tangani di atas meterai,” ungkap Wiji Astuti.

Ditambahkan Wiji Astuti, terkait mengenai biaya selama di rawat di Klinik GM Waras semua sudah di beberkan oleh pihak Klinik ke keluarga dan keluarga sama sekali tidak merasa keberatan atas biaya yang di timbulkan atas perawatan selama di Klinik GM Waras.

“Kami pihak keluarga, baik itu biaya perawatan saya sendiri kemudian biaya perawatan mamak hingga meninggal dunia tidak pernah merasa keberatan dan tidak pernah mempermasalahkan terkait hal itu,” terangnya.

Keluarga Besar almarhumah SI dan ahli waris tidak pernah keberatan dan tidak pernah mengadukan mengenai biaya perawatan atau mengenai proses perawatan selama di Klinik GM Waras tersebut, semua tahapan administrasi dan prosedur di Klinik GM Waras sudah melalui komunikasi intens dari pihak Klinik GM Waras dan keluarga pasien.

“Atas nama keluarga kami tidak pernah keberatan dengan biaya dan proses perawatan baik itu perawatan almarhumah maupun perawatan saya sendiri di klinik, kami merasa itu kewajiban kami dan kami mampu atas biaya yang ditimbulkan selama kami di rawat di klinik,” ujar salah satu keluarga Almarhumah.

Berkembangnya kabar dan pemberitaan di berbagai media terkait dengan keluarga kami Almarhumah dan sorotan terhadap Klinik Pratama Rawat Inap GM Waras, kami keluarga Besar almarhumah merasa risih. Kemudian terhadap klarifikasi dari Generasi Sosial Peduli Indonesia (GSPI) Kecamatan Giri Mulya, ke Klinik GM Waras dan ke Satgas Covid Kabupaten Bengkulu Utara, pihak keluarga tidak pernah merasa merekomendasi hal tersebut, keluarga sangat menyayangkan dan keberatan atas tindakan dari GPSI tersebut.

“Beredarnya kabar kurang sedap di publik mengenai keluarga kami dan mengenai klinik GM Waras sangat membuat kami risih dan kurang nyaman, seakan ada komplain kami terhadap klinik, padahal sama sekali kami tidak pernah komplain atau protes baik dengan biaya maupun proses pelayanan kesehatan yang di berikan pihak Klinik GM Waras. Dan yang paling sangat membuat geram dan kecewa kami terhadap GSPI yang mengatasnamakan keluarga melakukan klarifikasi. Cerita awalnya ketua GSPI kecamatan giri mulya meminta keterangan dengan keluarga, yang katanya mau mencari pengganti biaya ke pemerintah terhadap biaya yang kami keluarkan di klinik, dan pada saat itu kami keluarga tidak setuju atas keinginan pihak GSPI itu namun ketuanya ngotot dan pada akhirnya ketua GSPI malah membuat klarifikasi yang tanpa persetujuan kami dan tanpa komunikasi dengan kami keluarga,” beber Wiji Astuti yang di dampingi keluarga di kediamannya.

Wiji Astuti bersama Keluarga dalam kesempatan tersebut menyampaikan dengan awak media Djitu-online.com, ucapan terimakasih kepada pihak Klinik Pratama Rawat Inap GM Waras atas pelayanan kesehatan selama di rawat dan menghaturkan permohonan Maaf selama di rawat merepotkan pihak Klinik. Harapan ke depan, Klinik Pratama Rawat Inap GM Waras tetap beroperasi layaknya tempat pelayanan Kesehatan lain di Kecamatan Giri Mulya khususnya dan Bengkulu Utara umumnya.

“Kami keluarga besar mengucapkan terimakasih kepada pihak klinik GM Waras yang sudah merawat saya dan almarhumah ibu saya dengan baik selama kami di sana, dan kami keluarga besar senantiasa mendoakan klinik GM Waras tetap beroperasi selayaknya pelayanan kesehatan bagi masyarakat giri mulya dan sekitarnya. Kepada masyarakat kecamatan giri mulya untuk tidak mudah terpengaruh terhadap kabar yang beredar, dan merekomendasikan klinik GM Waras adalah tempat pelayanan kesehatan dan medis yang layak bagi masyarakat dan khalayak umum.” Tukas Wiji Astuti dan di Amini keluarga. (R***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here