Petani Asal Kabupaten Kepahiang Panen 75 Ton Ikan Nila

0
302

Djitoe online, Kepahiang – Petani sektor Perikanan asal Desa Taba Tebelet Kabupaten Kepahiang, Saukani, berhasil panen 75 ton Ikan Nila segar, dengan tebar benih 500.000 benih di tiga titik Kolam miliknya.

Sukani menyampaikan, dari 500 ribu benih ikan nila tersebut, ditebar di 3 titik kolam. 100.000 ekor di kolam air deras berukuran 13 X 35 meter, 200.000 ekor di kolam tenang berukuran 60 X 60 meter. Dan 200.000 ekor lagi di kolam tenang berukuran 60 X 50 meter.

‘’Saya mengelola kolam ikan ini sejak tahun 2010. Dan selama 10 tahun ini juga saya tidak pernah membeli benih dari BBI Kepahiang. Benih ikan yang saya tebar berasal dari Lubuklinggau. Karena harganya lebih murah dan stok benihnya lebih banyak,’’ ungkap Saukani kepada awak media

Lanjutnya, untuk biaya pemeliharaan 500.000 ekor nila mulai dari penebaran hingga panen selama 6 bulan tergolong tinggi. Yakni sekitar Rp 1,2 miliar. Soalnya, pemeliharaan ikan itu membutuhkan 120 ton pakan.

‘’Untuk ikan usia 0-1 bulan kita berikan pakan 4-6 karung per hari, tiap karung berisi 30 kg pakan. Usia 2 bulan naik menjadi 20 karung per hari, usia 3-4 bulan sebanyak 40 – 50 karung, menjelang panen usia 4-6 bulan pakannya mencapai 50-60 karung. Hasilnya, bobot ikan yang dipanen rata-rata 0,5 kg per ekor. Ikan yang dipanen langsung kita jual ke Lubuklinggau, Jambi dan Palembang dengan harga Rp 20.000 per kg. Jadi pendapatan dalam 1 kali panen total penjualan kita mencapai Rp 1,5 miliar. Setelah dipotong biaya modal Rp 1,2 miliar maka keuntungan bersih kita sebesar Rp 300 juta atau Rp 50 juta per bulan ,’’ beber Saukani.

Dijelaskan Saukani, Mengapa kita masih membeli benih ikan di Lubuklinggau, Mengapa kita tidak membuah pembibitan sendiri…?

‘’Stoknya banyak dan harganya lebih murah, untuk benih ukuran 5 x 8 Rp 150 dan ukuran 8 X 12 Rp 250. Jika menerapkan pembibitan sendiri, terlalu tinggi biaya dan ruginya lebih besar. Sebab, untuk mendapatkan 500.000 benih, kita membutuhkan 0,5 ton indukan. Setelah berproduksi 1 kali, ikan indukan jadi kurus. Kalau kita ingin menaikan bobotnya secara normal maka, kita harus mengeluarkan biaya 2 kali lipat,’’ jelasnya.

Kalkulasi Bisnisnya, Benih ikan yang dihasilkan akan dijual kembali, sehingga hitung-hitunag secara ekonominya tidak efesien.

‘’Lalu, mau dijual kemana benih yang banyak itu…?Jadi berdasarkan perhitungan bisnisnya, membeli benih ikan jauh lebih menguntungkan ketimbang kita membuat benih sendiri,’’ pungkas Saukani(R***)

Dikutip dari, PotretBengkulu.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here