Djitoe online, Bengkulu Utara – Beberapa waktu yang lalu warga Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara, mengalami musibah banjir bandang yang terjadi pada Sabtu 18/04/2020, dimana dampak dari musibah banjir tersebut adalah area pertanian persawahan mengalami kerusakan pada jaringan irigasi dan terjadi penumpukan material pada bendungan.
Bupati Bengkulu Utara Ir. H. Mian, satelah mendapatkan informasi langsung dari warga yang menemuinya, kemudian melakukan upaya darurat dengan memerintahkan pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabuapten Bengkulu Utara, melakukan perbaikan. Perintah tersebut langsung ditanggapi oleh Kepala Dinas PU Bengkulu Utara Heru Susanto ST dengan mengirimkan bantuan Alat Berat berupa Eksavator ke lokasi.
Seiring berjalan, bantuan alat berat berupa eksavator milik Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu Utara melalui UPTD Workshop, melaksanakan pekerjaan sesuai peruntukannya. Hanya di tengah-tengah berjalannya pekerjaan perbaikan darurat pada Bendungan irigasi tersebut, warga pemilik area persawahan di sekitar mengajukan permohonan kepada oknum Operator Alat Berat agar menggali material yang menimbun di area persawahan mereka dampak dari banjir bandang tersebut.
Permohonan warga tersebut, direspon baik oleh oknum inisial AN yang merupakan operator alat berat UPTD Workshop Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu Utara, dengan kesepakatan, warga wajib membayar sejumlah uang kepada oknum AN.
Beberapa warga mengatakan, kesepakatan tersebut terjadi lisan antara warga dengan oknum AN, dengan transaksi wajib bayar di depan, kemudian satelah transaksi, pekerjaan penggalian dan pembuangan material di lokasi persawahan warga akan di lakukan.
“Oknum AN mengatakan kepada kami, kalau ingin material yang menumpuk di sawah itu di buang, harus bayar dulu, satelah bayar, baru di kerjakan”, ujar warga.
Kemudian oknum AN, kepada warga yang membutuhkan Alat Berat Eksavator untuk penggalian material menumpuk di area persawahan dampak banjir bandang tersebut, dengan beban biaya yang bervariasi disesuaikan dengan tingkat kerumitan dalam pengerjaan, mulai dari Rp. 500.000,- hingga Rp. 4.000.000.
“Kami warga pemilik sawah, dibebani biaya bervariasi untuk pengerjaan galian tumpukan material itu, dan kami sudah membayar lunas upah oknum AN itu”, terang warga.
Alat Berat berupa Eksavator milik Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Utara tersebut, seharusnya melakukan pekerjaan penggalian tumpukan material yang menumpuk di bendungan dan jaringan irigasi dampak dari musibah banjir bandang beberapa waktu yang lalu, atas permohonan warga setempat.
Kesempatan tersebut oleh oknum AN bersama oknum NO yang merupakan Operator Alat Berat dari Dinas Pekerjaan umum Bengkulu Utara melalui UPTD Workshop, malah disalahgunakan untuk mencari keuntungan individu, mengumpulkan uang dari masyarakat dengan dalih akan menggali timbunan di area persawahan tersebut.
Oknum AN dan NO, berhasil mengumpulkan Puluhan Juta Rupiah dari warga, namun pekerjaan tidak kunjung dikerjakan oleh oknum tersebut, bahkan sekarang alat berat yang merupaka milik DPU Bengkulu Utara itu sudah tidak lagi berada di lokasi.
Beberapa warga pemilik sawah tersebut, ketika mendatangi awak media Djitoe.online menyampaikan, sudah berusaha menghubungi kedua oknum tersebut via handphone namun tidak di respon, bahkan saat sekarang handphone kedua oknum tersebut tidak aktif.
Ditambahkan warga, mereka mengalami kerugian puluhan juta rupiah atas perbuatan oknum AN dan NO, yang berjanji mengerjakan galian di area sawah mereka namun tidak dikerjakan sama sekali.
Dalam waktu dekat, warga pemilik sawah tersebut jika tidak ada solusi atau kabar baik dari oknum AN dan NO, pihak mereka akan mendatangi Polres Bengkulu Utara untuk membuat laporan resmi
“Mereka (AN dan NO) sudah mengambil uang dari kami, untuk upah menggali tumpukan material di sawah kami akibat banjir itu, namun mereka tidak mengerjakannya, malah sekarang alat berat berupa eksavator diketahui milik Workshop Dinas PU itu, sudah tidak lagi ada di sana. Kalau begini caranya kami merasa ditipu oleh mereka, kami sudah berusaha menghubungi mereka melalui hp tapi tidak di angkat bahkan sekarang dicoba untuk kembali dihubungi hp mereka tidak aktif. Bila tidak ada niat baik mereka dalam beberapa hari ini, kami akan melaporkan mereka ke polres saja”, pungkas warga(R***)